Penyakit hipertensi dan diabetes di Indonesia masih cukup tinggi. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 pada penduduk >18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional adalah sebesar 34,11%, angka ini lebih meningkat dibanding hasil Riskesdas tahun 2013 sebesar 25,8%.Sedangkan untuk di kabupaten Bogor pasien hipertensi berada di 37.33% yang mana lebih tinggi dari rata-rata pasien hipertensi di provinsi jawabarat. Prevalensi DM secara nasional menurut Riskesdas tahun 2018 jika dibandingkan dengan tahun 2013, prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur> 15 tahun meningkat dari 1.7% menjadi 2%. Untuk di kabupaten bogor sendiri berada di 1.73%.
Isustrategis yang ditemukan di
wilayah kerja PKM Ciampea
yaitu
peningkatan
kasus PTM setiap tahunnya
yang tidak diikuti dengan
penemuan
kasus PTM sehingga tidak tertangani dengan baik, kasus
PTM yang ditemukan tidak dalam fase awal atau ditemukan dalam kondisi sudah komplikasi
yang dapat menimbulkan banyak
masalah
komplikasi
seperti
penyakit
jantung
koroner, stroke, kebutaan, gagal ginjal yang
memerlukan pengobatan dengan
waktu lama dan biaya yang
besar, dan jika terjadi kecacatan
membuat
pasien
menjadi
tidak
produktif
dan
beban
untuk
keluarga, Sedentary lifestyle sebagai faktorresiko
PTM.
Beberapa alternatif
ide yang terjaring untuk mengatasi masalah yang
muncul diantaranya : GEMAS MENKO PTM, Skrining
Kesehatan bagi masyarakat dari usia 15-60 tahun, Penyuluhan terkait Prokes pada
Pasien, Diberikannya
kartu kendali ptm, Pengecekan
kolesterol dan asam urat.
Inovasi yang terpilih untuk menemukan kasus PTM di Puskemas
Ciampea adalah GEMAS MENKO PTM yang merupakan akronim dari Gerakan Masyarakat Menurunkan
Resiko Penyakit Tidak Menular. Inovasi
GEMAS MENKO PTM terpilih karena efektif dan efisien dalam menemukan kasus PTM
secara dini di wilayah kerja Puskemas Ciampea.